PERKEMBANGAN DUNIA KEFARMASIAN DI ERA REVOLUSI 4.0
MAKALAH
TENTANG PERKEMBANGAN DUNIA
KEFARMASIAN
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
DISUSUN OLEH :
NAMA : CANDRA W PONGTASIK
NIM :
181148201010
KELAS : 1A FARMASI
STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur sata ucapkan dan saya persembahkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah membimbing saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam tugas makalah ini mungkin banyak sekali kekurangannya.Oleh sebab itu
jika saudara(i) yang turut membaca
makalah ini,bisa menyampaikan saran-sarannya.
Samarinda, 30 September 2019
Candra w pongtasik
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI................................................................................................... .……………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. …...…………………1
A.
Latar
belakang...................................................................................... …………………...…1
B.
Tujuan................................................................................................... ……………………...1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... ……………………...2
A. Sejarah Kefarmasian............................................................................. ……………………...2
B. Perkembangan Ilmu kefarmasian saat ini............................................. ……………………...2
C. Revolusi Industri 4.0............................................................................ ……………………...3
D. Hubungan Dunia Kefarmasian dengan Perkembangan
Revolusi Industri
4.0........................................................................... ……………………...6
BAB III PEMBAHASAN............................................................................... ……………………..7
BAB IV PENUTUP......................................................................................... ……………………...9
A. Simpulan............................................................................................... ……………………...9
B. Saran..................................................................................................... ……………………...9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... …………………….10
LAMPIRAN.................................................................................................... …………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmasi merupakan salah satu bidang professional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan pengunaan obat. Ruang lingkup dari praktek farmasi
termasuk praktik farmasi Tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan
obat, serta pelayanan farmasi modern
yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (pantient care) diantaranya layanan klinik, evaluasi efikasi
dan keamanan penggunaan obat dan penyediaan informasi obat.
B.
TUJUAN
Makalah “TENTANG PERKEMBANGAN DUNIA KEFARMASIAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0”
ini tidak sekedar tulisan ataupun menjadi sebuah hasil karya yang tidak di
pelajari saja tetapi memiliki suatu
tujuan tertentu. Dan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
1. Agar
mahasiswa mampu memahami dan mengetahui dengan jelas sejarah perkembangan
farmasi.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang ilmu
kefarmasian saat ini
3. Agar
mahasiswa mampu memahami tentang revolusi industri 4.0
4. Agar
mahasiswa mampu memahami tentang hubungan kefarmasian dengan perkembangan
revolusi 4.0
5. Agar
mahasiswa mampu mengerti dengan jelas tentang perkembangan dunia farmasi di era
revolusi industry 4.0 ini.
6. Agar
mahasiswa memahami tentang momentum – momentum dalam dunia kefarmasian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
SEJARAH
KEFARMASIAN
Kata
farmasi
berasal dari kata ”PHARMACON” yang merupakan bahasa yunani yang berarti (RACUN)
atau (OBAT). Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di bidang penemuan, pengembangan,
produksi, pengolahan, peracikan informasi obat dan distribusi obat :
Beberapa Ilmuwan yang berjasa dalam pengembangan farmasi dan
kedokteran adalah :
·
Gelan
( 130-200 SM ), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa yunani. Karyanya
dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan
sediaan farmasi yaitu farmasi galenika.
·
Philipus Aureulus Theopratus Bombatus
Van Hohenheim ( 1493-1541 SM ) adalah seorang dokter dan ahli kimia darin swiss
yang menyebut dirinya paracelcus, sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan
farmasi, menyampaikan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai
obat internal.
·
Hipocrates
(460 – 370 ) adalah dokter yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran
secara ilmiah . hipocrates disebut sebagai bapak ilmu kedokteran.
·
Dioscorides ( abad ke-1 SM ), adalah ahli
botani yunani,merupakan orang pertama yangm menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai
ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat obatan yang dibuatnya
yaitu : Aspirindium, Opium, dan Cinnamon.
B.
PERKEMBANGAN ILMU KEFARMASIAN SAAT INI
·
Ilmu kefarmasian baru menjadi ilmu
pengetahuan sesungguhnya pada abad ke XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah
berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai
diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran,majalah,farmakope
maupun komentar. Kemajuan di perancis ini di ikuti oleh Negara Eropa yang
lain,misalnya Italia,Inggris, Jerman dll. Di Amerika sekolah farmasi pertama
berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.
·
Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan kefarmasian, maka ilmu
farmasipun mengalami perkembangan sehingga terpecah menjadi ilmu yang lebih
khusus, tetapi saling berkaitan, misalnya Farmakologi, Farmakognosi, Gelanika,
dan Kimi farmasi.
·
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah
di mulai sejak zaman Belanda sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang
berlaku pada waktu ituberkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku
pedoman maupun undang-undang yang dirasai masih cocok tetapi dipertahankan,
sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
·
Sejarah industri farmasi moderan dimulai
1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan
lima atom dan ekstra hydrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow. Hasil
penemuan ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya
perusahaan industri farmasi moderan di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R&D) pasca perang dunia I. Kemudian, pada perang dunia II
para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
·
Sejak saat itulah, dunia farmasi
(industry&pendidikan) terus berkembang dengan didukung oleh berbagai
penemuan dibidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah
farmasi saat ini hampir di jumpai di seluruh dunia.
C.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
·
Revolusi industri generasi keempat ini
ditandai dengan kemunculan super computer, robot pintar, kendaraan tanpa
pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan
manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Hal ini lah yang disampaikan
oleh Klaus schwab, founderdan executive chairman of the world economic forum
dalam bukunya the fourth industrial revolution.
·
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia sebagai mana revolusi generasi pertama
melahirkan sejarah ketika tenaga manusia
dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke 18.
Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil menggerak naik perekonomian secara
dramatis dimana selama dua abad setelah revolusi industri terjadi peningkatan
rata-rata pendapatan perkapita
negara-negara didunia menjadi enam kali lipat .
·
Berikutnya , pada revolusi industri
generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor
pembakaran dalam (combustion chamber ). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang dll. Yang mengubah wajah dunia secara
signifikan. Kemudian , revolusin industry generasi ketiga ditandai dengan
kemunculan teknologi digital dan internet.
·
Selanjutnya, pada revolusi industry
generasi keempat, seperti yang telah disampaikan pada pembukaan tulisan ini,
telah menemukan pola ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir
begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. Sejara
telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan
matinya perusahaan-perusahaan raksasa.
·
Lebih dari itu, pada era industry generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan
tidak menjadi jaminan, namun kelincahan peruhaan menjadi kunci keberhasilan
meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh uber yang mengancam
pemain-pemain besar pada industri
transportasi diseluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain
utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat
memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
·
Oleh sebab itu, perusahaan harus peka
dan melakukan instropeksi diri sehingga mampu mendeteksi posisinya ditengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai panduan untuk melakukan
intropeksi diri, McKinsey&Company memaparkannyadalam laporan berjudul An
Incumbent’s Guide to Digital Disruption yang memformulasikan empat tahapan
posisi perusahaan ditengah era discruptif teknologi.
·
Tahap pertama , sinyal ditengah
kebisingan ( signals amidst the noise). Pada tahun 1990, polygram dicatat
sebagai salah satu perusahaan recording terbesar didunia. Namu, pada tahun 1998
perusahaan ini dijual ketika teknologi MP3 baru saja ditemuakan sehingga
pemilik masih merasakan puncak kejayaan polygram pada saat itu dan memperoleh
nilai (value) penjualan yang optimal.
·
Tahap kedua,perubahan lingkungan bisnis
tampak jelas (change takes hold).Pada tahap ini perubahan sudah tampak jelas
baik secara teknologi maupun dari sisi
ekonomis, namun dampaknya pada kinerja keuangan masih relatife tidak signifikan
sehingga belum dapat disimpulkan apakah model
bisnis baru akan lebih menguntungkan atau sebaliknya dalam jangka
panjang. Namun, dampak yang belum signifikan ini ditanggapi secara serius oleh
Netflix tahun 2011 ketika menganibal
bisnis inti mereka yakni menggeser fokus bisnis dari penyewaan DVD
menjadi streaming. Ini merupakan keputusan besar yang berhasil menjaga
keputusan besar yang berhasil menjaga keberlangsungan perusahaan pada kemudian
hari sehingga tidak mengikuti kebangkrutan pesaingannya,Blockbuster.
·
Tahap ketiga,transformasi yang tak terelakan (the inevitable
transformation). Pada tahap
ini.model bisnis baru sudah teruji dan terbukti lebih baik dari model bisnis
yang lama.Oleh sebab itu, perusahaan incumbent akan mengakselerrasi
transformasi menuju model bisnis
baru.Namun demikian transformasi pada tahap ini akan lebih berat mengingat
perusahaan incumbent relative sudah besar dan gemuk.Sehingga tidak selincah dan
seadaptif perusahaan-perusahaan pendatang
baru (startup company)yang hadir
dengan model bisnis baru.
·
Oleh sebab itu,pada tahap ini perusahaan
sudah tertekan pada sisi kinerja keuangan sehingga akan menekan budget bahkan
mengurangi beberapa aktivitas bisnis dan
focus hanya pada inti bisnis perusahaan incumbent.
·
Tahap keempat,adaptasi pada keseimbangan
baru(adapting to the new normal).Pada tahap ini,perusahaan incumbent sudah
tidak memiliki pilihan lain selain menerima dan menyesuaikan pada keseimbangan
baru karena fundamental industri sudah birubah dan juga perusahaan incumbent
tidak menjadi pemain yang dominan. Perusahaan incumbent hanya dapat berupaya
untuk tetap bertahan di tengah terpaan kompetisi.
·
Pada tahap ini pun para pengambil
keputusan diperusahaan incumbent
perlu jeli dalam mengambul keputusan seperti
halnya kadok yang keluar lenbih cepat dari industri fotografi
sehingga tidak mengalami keterperosokan
yang semakin dalam.berangkat dari tahapan-tahapan ini seyogiannya masing-masing
perusahaan dapat melakukan deteksi dini
posisi perusahaan sehingga dapat menetapkan langkah antisipasi yang tepat.
D.
HUBUNGAN
DUNIA KEFARMASIAN DENGAN PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Seiring
dengan berkembangnya zaman, kebutuhan akan sesuatu yang serba instan, mudah dan
praktis menjadi primadona di khalayak ramai. Dengan berkembangnya jaringan
internet yang semakin memanjakan masyarakat, dengan perkembangan teknologi ini
juga ikut eksis dalam dunia kesehatan terutama kefarmasian. Kementrian
perindustrian mendorong industri farmasi nasional untuk menciptakan produk
biofarmasi dengan memanfaatkan sumber bahan baku alam, mengingat potensi besar
yang ada di dalam negeri upaya ini seiring dengan langkah strategi dalam
menerapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia sekaligus mengurangi
ketergantungan terhadap bahan baku impor berbasis kimia. Mentri perindustrian
menjelaskan guna memacu tumbuhnya inovasi, produk di sektor industri,
pemerintah tengah memfasilitasi pemberian insentif. Salah satu yang akan
didorong adalah biofarmasi. Jadi daya saing industri ini akan dipacu dengan
menciptakan subsitusi impor yang membangun pabrik bahan baku obat di Indonesia.
Penyelenggaraan pameran industri farmasi, kosmetik dan jamu tahun 2018 diikuti
sebanyak 45 peserta yang terdiri dari 22 perusahaan farmasi. Tujuan ajang yang
berlangsung pada 10 – 13 juli 2018 ini adalah mempromosikan produk. Industri
farmasi, kosmetik, dan jamu yang telah berkualitas dan sesuai standar agar
dapat memperluas pasarnya baik di domestik maupun ekspor. Oleh karena itu
kementrian perindustrian tersebut dengan melaksanakan berbagai program dan
kebijakan srategi yang memperkuat struktur sektornya. Misalnya, dengan memasuki
era industry 4.0 saat ini, transformasi ke arah
teknologi digital dinilai akan menciptakan nilai tambah tinggi didalam
negeri. Lebih lanjut, kementrian perindustrian juga tengah memfokuskan
pengembangan pendidikan vokasi industri yang berbasis kompetensi. Program ini
mengusung konsep keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara dunia
pendidikan dengan dunia industri sehingga menghasilkan tenaga kerja yang
terampil dan mampu bersaing hingga di kancah internasional.
BAB
III
PEMBAHASAN
v Revolusi industri 4.0 adalah Prof
Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif
World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam
bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017)
menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara
fundamental. Berbeda dengan revolusi
industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang
lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang
mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua
disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah. Bidang-bidang yang mengalami
terobosoan berkat kemajuan teknologi baru diantaranya :
(1) robot kecerdasan buatan (artificial intelligence robotic),
(2) teknologi nano,
(3) bioteknologi, dan
(4) teknologi komputer kuantum,
(5) blockchain (seperti bitcoin),
(6) teknologi berbasis internet, dan
(7) printer 3D.
Revolusi industri 4.0 merupakan fase
keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke
-18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri. Revolusi
industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi,
kereta api dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung
pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap.
Dampaknya, produksi dapat dilipatgandakan dan didistribusikan ke berbagai wilayah
secara lebih masif. Namun demikian, revolusi industri ini juga menimbulkan
dampak negatif dalam bentuk pengangguran masal.
Ditemukannya enerji listrik dan
konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar
pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0. Enerji listrik
mendorong para imuwan untuk menemukan berbagai teknologi lainnya seperti lampu,
mesin telegraf, dan teknologi ban berjalan. Puncaknya, diperoleh efesiensi
produksi hingga 300 persen.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah melahirkan teknologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Mesin industri
tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau
sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin
murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang
terintegrasi dengan mobile phone dan
semakin berkembangnya industri kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik
digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya
saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup
manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat
mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi
internet yang semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh
dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan
transportasi secara online. Munculnya bisnis transportasi online seperti Gojek,
Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas manusia dengan teknologi
informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat. Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir),
drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan
bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.
Gambar 1. Revolusi
Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)
Seperti
yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, revolusi industri 4.0 telah
mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau
perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tak
terduga.
Kita
menyaksikan pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau ojek
pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa
ojek/taksi yang populer dimanfaatkan masyarakat untuk kepentingan mobilitas
manusia berhasil ditingkatkan kemanfaatannya dengan sistem aplikasi berbasis
internet. Dampaknya, publik menjadi lebih mudah untuk mendapatkan layanan
transportasi dan bahkan dengan harga yang sangat terjangkau.
Yang
lebih tidak terduga, layanan ojek online tidak sebatas sebagai alat
transportasi alternatif tetapi juga merambah hingga bisnis layanan antar (online delivery order). Dengan kata lain, teknologi online telah membawa
perubahan yang besar terhadap peradaban manusia dan ekonomi.
Menurut
Prof Rhenald Kasali (2017), disrupsi tidak hanya bermakna fenomena perubahan
hari ini (today change) tetapi juga
mencerminkan makna fenomena perubahan hari esok (the future change). Prof Clayton M. Christensen,
ahli administrasi bisnis dari Harvard Business School, menjelaskan bahwa era
disrupsi telah mengganggu atau merusak pasar-pasar yang telah ada sebelumnya
tetapi juga mendorong pengembangan produk atau layanan yang tidak terduga pasar
sebelunya, menciptakan konsumen yang beragam dan berdampak terhadap harga yang
semakin murah. Dengan demikian, era disrupsi akan terus melahirkan
perubahan-perubahan yang signifikan untuk merespon tuntutan dan kebutuhan
konsumen di masa yang akan datang.
Perubahan
di era disrupsi menurut Prof Kasali (2017) pada hakikatnya tidak hanya berada
pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada aspek fundamental
bisnis. Domain era disrupsi merambah dari mulai struktur biaya, budaya hingga
pada ideologi industri. Implikasinya, pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat
pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian peran atau kolaborasi
atau gotong royong. Di dalam dunia perguruan tinggi, fenomena disrupsi ini
dapat kita lihat dari berkembangnya riset-riset kolaborasi antar peneliti dari
berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi. Riset tidak lagi berorientasi pada
penyelesaian masalah (problem solving)
tetapi didorong untuk menemukan potensi masalah maupun potensi nilai ekonomi
yang dapat membantu masyarakat untuk mengantisipasi berbagai masalah sosial
ekonomi dan politik di masa depan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Revolusi
industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan
manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan
teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki
jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi lebih
mudah dan murah.
Namun
demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif. Peran manusia
setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah
pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah
lokal maupun nasional.
B.
SARAN
1. Untuk
mahasiswa agar lebih mengetahui lagi dan terus belajar tentang para ilmuan
farmasi yang ada di dunia farmsi.
2. Untuk
mahasiswa agar bisa terus update dalam perkembangan perkembangan ilmu farmasi
di era revolusi 4.0
3. Dunia
indusrti juga harus dapat mengembangkan strategi transformasi dengan
mempertimbangkan perkembangan sektor ketenaga kerjaan karena transformasi
industri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Diambil dari Era Revolusi Industri 4.0: Perlu Persiapkan
Literasi Data, Teknologi dan Sumber Daya Manusia. (2018). Diambil 28 Maret 2018
dari http://belmawa.ristekdikti.
go.id/2018/01/17/era-revolusi-industri-4-0-perlu-persiapkan-literasi-data-teknologi-dan-sumber-daya-manusia/
Ø
Fakta ketergantungan pada teknologi (2014). Diambil 27
Maret 2018 dari http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/232713-8-fakta-ketergantungan-pada-teknologi.html
Inovasi disruptif. (2016). Diambil
27 Maret 2018 dari https://id.wikI
pedia.org/wiki/Inovasi_disruptif
Ø
Karnawati, D. (2017). Revolusi industri, 75% jenis
pekerjaan akan hilang. https://ekbis.sindonews.com/read/1183599/34/
revolusi-industri-75-jenis-pekerjaan-akan-hilang-1488169341
Ø
Kasali, R. (2017). Meluruskan Pemahaman soal Disruption. Diambil
dari https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.soal.
disruption.
Ø
Pekerjaan
yang diprediksi punah akibat revolusi industri apa saja. (2018). Diambil 28
Maret 2018 dari https://regional.kompas.com/
read/2018/01/31/17225241/pekerjaan-yang-diprediksi-punah-akibat-revolusi-industri-apa-saja
Ø
Rakhmat, J. (1997). Hegemoni budaya. Yogyakarta: Yayasan. Bentang Budaya.
Schwab, K. (2017).
The fourth industrial revolution. Crown Business Press.
Tofler, A. (1970).
Future shock. USA: Random House.
Untung rugi revolusi
industri 4.0 versi Presiden Jokowi. (2018). Diambil 25 Maret 2018 dari https://www.merdeka.com/uang/untung-rugi-revolusi-industri-40-versi-presiden-jokowi.html
Ø Where machines
could replace humans – and where they can’t (yet). (2017). Diambil 28 Maret
2018 dari https://public.tableau.com/profile/
mckinsey.analytics#!/vizhome/InternationalAutomation/ WhereMachines
CanReplaceHuma
LAMPIRAN
GELAN
DOKTER DAN AHLI FARMASI DARI YUNANI
LAMPIRAN
DIOSCORIDES
AHLI BOTANI YUNANI
Komentar
Posting Komentar